Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Kontributor

RSS

Pages

KONSEP PENDIDIKAN BERKARAKTER DI INDONESIA PADA SEKOLAH DASAR


KONSEP PENDIDIKAN BERKARAKTER DI INDONESIA PADA SEKOLAH DASAR
Oleh : Wiwit Hendriati

A.    PENGERTIAN PENDIDIKAN
       Pengertian pendidikan menurut istilah adalah :
1.      Suatu proses perkembangan, kemampuan – kemampuan, sikap dan bentuk tingkah laku lainnya yang berlaku di masyarakat dimana ia hidup.
2.      Suatu proses sosial dimana seseorang di pengaruhi oleh lingkungan terpilih dan terkontrol (misalnya sekolah) sehingga ia dapat mengembangkan diri pribadi secara optimum dan kompeten dalam masyarakat.
            Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai – nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berartibimbingan atau pertolongan yang di berikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa (bertanggungjawabterhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, paedagogie, dan sosiologis).
            Berikut ini akan dikemukakan sejumlah pengertian pendidikan yang di kemukakan oleh para ahli pendidikan.
B.     UNSUR – UNSUR PENDIDIKAN
1.      Peserta Didik
            Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Ciri khas peserta didik yang perlu di pahami oleh pendidik ialah :
a.      Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
b.     Individu yang sedang berkembang.
c.      Individu yang membutuhkan bimbingan individu dan perlakuan manusiawi.
d.     Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2.      Orang Yang Membimbing (pendidik)
      Yang di maksud pendidik adalah orang yangbertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik.
3.      Interaksi Antara Peserta Didik Dengan Pendidik (interaksi edukatif)
      Interaksi edukatif pada dasarnya adalaj komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah ketujuan pendidikan.
4.      Ke Arah Mana Tujuan Pendidikan Ditujukan (tujuan pendidikan)
      Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang amat sangat penting di dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak di capai atau yang hendak dituju oleh pendidikan
5.      Alat Dan Metode
      Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya.
6.      Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung
      Lingkungan pendidikan biasanya di sebut tri pusat pendidikan. Yaitu : keluarga, sekolah dan masyarakat.

C.    PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM
            Pendidikan merupakan sebuah sistem yaitu komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan, dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan. Sistem pendidikan yang berlaku yaitu sistem pendidikan formal dan informal, untuk itu kita harus mampu menggunakan sistem pendidikan yang telah tersedia dengan sebaik – baiknya.
1.      Pengertian Pendidikan
      Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan secara umum adalah membawa anak kearah tingkat kedewasaan. Suatu pendidikan menyangkut3 unsur pokok , yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri dan unsur hasil usaha.
2.      Pengertian Sistem
      Sistem adalah suatu kesatuan unsur – unsur yang saling berinteraksi fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran. Mengapa pendidikan dikatakan sebagai suatu sistem ?? karena didalam pendidikan terjadi kesatuan unsur – unsur pendidikan (peserta, pendidik, interaksi edukatif, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat, metode, dan lingkungan pendidikan) yang semuanya saling berinteraksi secara fungsional (sesuai dengan fungsinya masing – masing) yang memperoleh masukan menjadi keluaran (pengetahuan, sikap, dan keterampilan).
3.      Komponen Dan Hubungan Antar Komponen Dalam Pendidikan.
      Komponen adalah bagian dari sistem yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan sistem.
D.    PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER
            Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut denganberkarakter mulia.
KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER
                Karakter muliaberarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib. Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).
            Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).
            Pendidikan karakter adalahsuatu sistempenanaman nilai-nilai karakterkepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development”. Dalampendidikan karakter di sekolah,semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
            Menurut David Elkind & Freddy Sweet Ph.D. (2004), pendidikan karakter dimaknai sebagai berikut:karakter adalah segala sesuatu yang dilakukanguru, yang mampu mempengaruhikarakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
            Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu,hakikat dari pendidikan karakterdalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
            Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral universal (bersifat absolut) yang bersumber dari agama yang juga disebut sebagai the golden rule. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak darinilai-nilai karakter dasar tersebut. Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada Allah dan ciptaann-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan. Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari: dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab; kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil, dan punyaintegritas. Penyelenggaraan pendidikan karakterdi sekolah harus berpijak kepada nilai-nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau lebih tinggi (yang bersifat tidak absolut atau bersifat relatif) sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri.
            Dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan di kota-kota besar tertentu, gejala tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian peserta didik melaluipeningkatan intensitas dankualitas pendidikan karakter.
            Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat tentang pentingnya upayapeningkatan pendidikan karakterpada jalur pendidikan formal. Namun demikian, ada perbedaan-perbedaan pendapat di antara mereka tentang pendekatan dan modus pendidikannya. Berhubungan dengan pendekatan, sebagian pakar menyarankan penggunaan pendekatan-pendekatan pendidikan moral yang dikembangkan di negara-negara barat, seperti: pendekatan perkembangan moral kognitif, pendekatan analisis nilai, dan pendekatanklarifikasi nilai. Sebagian yang lain menyarankan penggunaan pendekatan tradisional, yakni melalui penanaman nilai-nilai sosial tertentu dalam diri peserta didik.
            Berdasarkan grand design yang dikembangkan Kemendiknas (2010), secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development) , Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development) yang secara diagramatik dapat digambarkan sebagai berikut.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

faiselxiong mengatakan...

PokerStars Casino & Sportsbook Review | jtmhub.com
PokerStars Casino 태백 출장마사지 & Sportsbook review includes betting 광명 출장마사지 limits, site and bonus 서귀포 출장마사지 offers. Sign up & play now! Read 충청북도 출장샵 more. Rating: 7.5/10 · 이천 출장샵 ‎Review by JT Hub

Posting Komentar